30 April 2009

Suara Hati

Aku datang dari lautan
diasuh badai ditimang gelombang
rumahku perahu meniti puncak ombak
menempuh duka kegembiraan
menerjemahkan ayat-ayat Tuhan

dibawah matahari, rembulan dan kerlip bintang-bintang
aku belajar setegak karang
memahami rahasia nasib dan impian
meneriakkan rindu dendam tak terbilang

kubaca tanda-tanda di pasir
liuk ikan, semburat merah fajar dan senja
hembus angin juga gerak sayap camar
menjadi tenaga jiwaku yang memancar
bersama dzikir yang mengalir

o..lautan yang asin daratan yang asing
aku berenang dan berjalan seorang diri
mengetuk pintu-pintru langit
meletakkan cinta di selembar sajadah
menuju cahaya di gerbang syahadah

(toto st.radik)

Terima kasih st. Radik sudah membuatkan puisi ini untuk orang-orang seperti saya.

26 April 2009

Menunggu Hidayah Datang...

"Saya belum bisa melakukannya, saya belum dapat hidayah..."
"Mudah-mudahan saya mendapatkan hidayah untuk dapat melaksanakannya"
"Berilah Hamba Hidayah agar bisa........."

Kita pasti sudah akrab dengan kata-kata tersebut. Entah itu keluar dari ucapan teman, sahabat, saudara, atau mungkin justru mengalir dari mulut kita sendiri. Pertanyaannya adalah sudah tepatkah pernyataan itu?

Mau kenyang? jawabnya ya harus makan.

Kalau kita tidak makan, bagaimana akan kenyang. Kenyang adalah tujuan, dan makan adalah cara untuk mencapai tujuan yang berupa kenyang. Mengharapkan kenyang tanpa mau berusaha makan, silakan berkhayal.

Menunggu Hidayah untuk melakukan sesuatu, sama seperti berharap kenyang tanpa mau makan. Tidak akan pernah datang. Hidayah adalah tujuan, dan untuk memperolehnya harus dengan tindakan.

25 April 2009

Jalan-Jalan di Kota Tua Jakarta

Begitu memasuki kawasan Kota, mata kami langsung disajikan deretan bangunan tinggi besar dengan arsitektur eropa. Seperti masuk kembali ke jaman penjajahan Belanda (kayak di film-film). Beberapa bangunan tampak megah dan terawat, tapi sebagian lagi seperti dibiarkan begitu saja. Bahkan ada bangunan yang atapnya sudah hampir roboh dengan dinding yang kusam dan dihiasi tanaman merambat. Apakah ini supaya muncul kesan kuno atau ada alasan lain? Saya kurang mengerti.

Motor kami parkir, dan mata mulai menyapu ke sekeliling. Ramai sekali. Tua muda, besar kecil, terlihat juga beberapa orang asing berbaur menikmati bukti sejarah peninggalan penjajah bangsa ini. Ada yang memang bersantai, tapi banyak juga yang berusaha mencari nafkah. Mulai penjual berbagai jenis makanan dan minuman, jasa ojek sepeda onthel, dan mungkin yang paling mencolok adalah permainan "sejenis" kuda lumping yang cukup menyita banyak perhatian pengunjung.

Bangunan pertama yang kami masuki adalah Museum Sejarah Fatahillah. Dengan tiket masuk yang sangat murah (bahkan lebih murah dari sebungkus nasi), kita bisa menikmati beberapa koleksi peninggalan sejarah khususnya terkait dengan Jakarta. Ada prasasti, senjata, lukisan, perabot rumah jaman dulu, dan masih banyak lagi lainnya. Dari lantai dua gedung ini, kita bisa melihat ke arah halaman (alun-alun) yang cukup luas. Dari sini kita juga bisa melihat Gedung Kantor Pos yang letaknya berseberangan.



Setelah dari Museum Sejarah Fatahillah, kami menuju ke Museum Wayang. Letaknya bersebelahan. Di sini disimpan berbagai jenis wayang dari seluruh pelosok nusantara. Terdapat juga koleksi seperangkat alat gamelan yang kondisinya berdebu. Sayang sebenarnya. Ada larangan memotret dalam kedua museum tersebut, saya kurang faham kenapa, tapi masih banyak juga pengunjung yang jeprat-jepret (termasuk saya akhirnya...).

22 April 2009

Sudah Berapa Lama di Jakarta?

"Sudah berapa lama tinggal di Jakarta? kok belum tahu Kota?" pertanyaan itu keluar dari teman lama yang setelah dua tahun baru ketemu. Dipikir-pikir benar juga, sudah dua tahun di Jakarta tapi belum pernah dan belum tahu Kota, kebangetan.

Memang, selepas dari bangku kuliah kami jadi jarang bertemu bahkan malahan tidak pernah bertemu lagi. Dia dapat kerjaan di Jawa Tengah, sementara saya terdampar di Jakarta. Tapi sekarang dia ditempatkan di Jakarta sehingga kami bisa bertemu lagi.

Hari minggu siang kami janjian ketemuan di daerah Sarinah. Begitu ketemu, kami langsung meluncur ke arah Kota. Mampir sebentar di daerah Pasar Pagi. Liat-liat siapa tahu ada yang bisa dibeli. Ada bermacam-macam barang yang dijual. Sepatu, pakaian, assesoris, makanan dan masih banyak lagi jenis barang dagangan lainnya.

Puas puter-puter di pasar, kami melaju ke Kota. Naik motor kurang dari sepuluh menit. Jalanan lancar, cuaca cerah (panas menyengat). Melewati beberapa tikungan, pertigaan dan perempatan lampu merah. Akhirnya kami sampai di Kota. Setelah dua tahun di Jakarta.

11 April 2009

The 1st Time After...

“Waktu luangku kok terbuang percuma ya.. apa yang bisa aku kerjakan?”

Tiba-tiba terlintas pertanyaan itu dibenakku. Mungkin baru saja ada malaikat lewat yang memberikan pencerahan. Berfikir muter-muter berusaha mencari inspirasi terbaik. Searching lewat “mbah google” belum dapat juga yang diinginkan. Baca-baca dululah sambil nambah-nambah ilmu. Buka situs ini, situs itu, blog ini, blog itu, lama-lama bingung, mau buka apalagi ya?

Tiba-tiba sel-sel saraf neuron otakku bergetar menyampaikan sebuah impuls berupa informasi kecil yang sangat berarti dan akan membawa perubahan besar dalam hidupku. Aku pernah daftar blog, tapi kemudian tidak pernah diutak-atik lagi karena dulu niatannya cuma iseng-iseng saja. Bagaimana kalau sekarang ngeblog lagi? Wah ide bagus ini.

Dan akhirnya..

Welcome at the 1st time after hibernate…


Blogger Templates by Isnaini Dot Com and Construction. Powered by Blogger